Thursday, May 26, 2016

2016-05-13 Cliff Jumping di Gua Haji Mangku yang Berair Dingin dan Segar

Rasanya ingin berlama-lama di Maratua Paradise Resort yang terletak di Pulau Maratua. Namun siang itu, hari Jumat, 13 Mei 2016, kita harus melanjutkan ke acara berikutnya. Kita akan pergi untuk loncat tebing (cliff jumping) di Gua Haji Mangku dan masih di Pulau Maratua juga.

Tanjung Batu dan Kepulauan Derawan.


Tidak perlu lama untuk ke lokasi Gua Haji Mangku, cukup bergeser ke pantai lain. Kontras dengan pantai di Maratua Paradise Resort yang apik berdasar pasir dan berair jernih, pantai di lokasi gua ini airnya agak keruh dan pantainya kurang terurus. Dermaga kayunyapun terkesan agak darurat.

Kita berjalan sebentar melewati sedikit bukit kapur yang cukup tajam bila tidak memakai alas kaki. Gua Haji Mangku (beberapa orang menyebutnya Ajimangku, entah mana yang betul) terlihat seperti dua lubang dari atas tanah. Satu lubang besar tempat kita bisa meloncat, dan satu lubang kecil yang tidak bisa dilompati. Lubang kecil ini merupakan tempat kita keluar setelah meloncat dan bisa juga tempat masuk ke air bagi yang tidak mau meloncat. Di antara lubang itu terdapat lorong gua yang menghubungkan keduanya, semuanya berisi air, jadi kita bisa berenang. Air di gua ini jernih, dasar gua bisa terlihat, berasa tawar dan dingin segar.


Lubang utama Gua Haji Mangku, tempat untuk cliff jumping. — at Pulau Maratua, Berau.


Lubang utama — at Pulau Maratua, Berau..Foto: @derawanfisheries.


Kita hanya dapat meloncat (cliff jumping) di lubang utama saja. Ketinggian loncat berkisar sekitar 5 meter. Kedalaman air sekitar 15 meter. — at Pulau Maratua, Berau. Foto: @derawanfisheries.

Lubang utama — at Pulau Maratua, Berau. Foto: @derawanfisheries.



Video Gua Haji Mangku dan sebagian yang meloncat yang ditampilkan di video ini. Sebagian peloncat lainnya tidak dimasukkan dalam video ini. Dan sebagian lainnya ragu dan takut untuk melompat. — at Pulau Maratua, Berau
.

Biasa untuk bagian turun dan naik, dan manjat-manjat, saya bagian yang agak belakangan. Sesampai di lokasi, sudah ada yang sudah meloncat. Sayapun bersiap untuk meloncat, antri menunggu giliran. Sementara semuanya loncat dengan gaya kaki duluan, saya ingin mencoba loncat tangan dahulu, semacam gaya Johny Weismuller, pemeran film Tarzan tempo doeloe. Saya segera menanyakan ke para peserta yang di bawah, apakah cukup dalam airnya. Setelah mereka menjawab airnya dalam, barulah saya mengambil posisi. Ada rasa ragu untuk meloncat, tapi saya beranikan diri juga. Saat melayang ada yang luar biasa, susah untuk diceritakan, lebih seru dari sekedar naik jet coaster. Karena arah loncat yang kurang bagus, saat hampir mengenai permukaan air, posisi kaki kanan saya menekuk dan seluruh badan terlewat dan akan membalik, sehingga posisi masuk menyentuh air tidak seperti jarum yang masuk menusuk ke kain. Tak apalah, saya bukan seorang atlet dan tidak ada penilaian untuk itu.


Getting ready to jump - saya bersiap mau melompat — at Pulau Maratua, Berau.

Lompatan yang kurang pas, kaki kanan tidak lurus, badan sedikit memutar ke belakang, sehingga masuk airnya kurang mulus. — at Pulau Maratua, Berau.

Gua yang menghubungkan lubang utama dengan lubang kedua — at Pulau Maratua, Berau. Foto: @derawanfisheries.

Jikalau anda cukup jeli, lubang kedua ini bisa menjadi tempat berfoto yang bagus. — at Pulau Maratua, Berau. Foto: @derawanfisheries.

Lubang kedua. Tempat masuk atau keluar tanpa cliff jumping. — at Pulau Maratua, Berau. Foto: @derawanfisheries.

Berada di atas kembali. — at Pulau Maratua, Berau. Foto: @derawanfisheries.


Setelah berada di air, badan rasanya segar semua, maklum air yang jernih dan dingin, air tawar. Lalu saya berenang ke gua penghubung dan naik melalui lubang kedua.

Seru bukan ? Ada bagian yang belum diceritakan di atas. Saat sebelum saya meloncat, rekan saya Diyan meloncat membawa action cam Go Pro nya. Saat meloncat, pegangan terlepas dan go pro jatuh ke bawah, tenggelam. Beberapa sibuk mencari. Setelah saya loncat dan naik kembali, saya mengambil masker dan long fin saya. Kali ini saya masuk kembali melalui lubang kedua, lalu berenang masuk ke lubang utama.

Saya mencari di sekitar posisi jatuh dan anehnya tidak nampak Go Pro dan tongkat narsisnya yang panjang berwarna terang. Kalau sudah terlihat, jikalau kita tak mampu meraihnya, bisa saja kita mencoba mencari akal. Lagipula air tawar relatif lebih mudah diselami daripada air laut. Demikian pikir saya. Saya meminta yang mencari untuk melokalisir dan melihat dahulu apakah terlihat atau tidak. Anehnya kita semua sudah mencari dan tidak terlihat. Saya sendiri mungkin sudah menyelam sedalam hampir 10 meter dan tidak melihat apapun. Hanya terlihat batu, dahan-dahan yang jatuh. Lalu terlintas rasa aneh dan pemikiran aneh di kepala saya. Ah... barangkali memang ada yang ingin agar benda itu tidak ditemukan. Daripada kita memaksa mencari di tempat yang baru sekali ini kita bermain, rasanya kurang nyaman, kalau tidak disebut mengambil resiko terlalu jauh.

Salah seorang teman peserta ada yang diberi kemampuan melihat alam lain. Dia bercertia saat kembali ke Derawan Fisheries, tempat kita menginap, bahwa memang ada sosok seorang lelaki tua yang duduk di atas tebing di seberang batu kita berdiri di air. Kakek tersebut mengamati kita semua dan mengamati yang menyelam juga. Saya tidak ingat apakah dia bercerita bahwa ada mahkluk gaib lain atau tidak. Tapi itu menambah keyakinan saya bahwa memang sebaiknya tidak perlu dicari kembali.

Penduduk di sekitar itu memang biasanya suka mencari barang yang hilang milik pengunjung. Mereka sudah terbiasa dengan alam dan penghuni tempat tersebut.

Yah... yang penting semua merasakan berenang di sana ... dan itu cliff jumping pertama saya....

Salam main air...
Main Air Yuuk...

Gunadi TK

Sebelumnya:
http://mainairyuuk.blogspot.co.id/2016/05/2016-05-13-mengunjungi-maratua-paradise.html

Sesudahnya:
http://mainairyuuk.blogspot.co.id/2016/05/2016-05-13-berenang-bersama-ubur-ubur.html

No comments:

Post a Comment