Sunday, July 17, 2016

2016-03-12 Explore Pulau Kiluan di Lampung Bersama BPJ


Malam hari, pukul 7, Hari Jumat, 11 Maret 2016... menuju ke Terminal Kalideres untuk naik bus kota ke Pelabuhan Merak. Bertemu dengan rombongan menuju Pelabuhan Bakauheni, Lampung.

Setelah sampai di Bakauheni, kita menaiki bus yang kita sewa untuk menuju lokasi di Pulau Kiluan. Jalanan yang super jauh dan banyak segmen jalanan rusak. Bus yang kita naiki rasanya terlalu besar untuk menuju lokasi tersebut.




Kali ini kita, ber-34, naik bus sewaan menuju Teluk Kiluan di Pulau Lampung. Teman-teman dari Backpacker Jakarta yang menjadi penyelenggara trip ini.



Sampai di pintu gerbang Teluk Kiluan.











Untuk sampai ke tempat homestay dari pintu gerbang ini jika berjalan kaki masih lumayan jauh. Jalanan cukup curam di beberapa titik dan rusak di beberapa jembatan, sehingga bus yang kita sewa tidak bisa menghantarkan kita ke lokasi homestay. Akhirnya kita mencarter mobil Colt L300 pick up untuk membawa rombongan dan barang kita bolak-balik tiga kali.





Sabtu pagi, 12 Maret, kita sampai di homestay di Teluk Kiluan. Posisi homestay ini sebenarnya masih terletak di Pulau Sumatera. Empat kamar homestay yang kita pergunakan, tiga untuk putri dan satu untuk putra. Sebenarnya kita perlu satu kamar lagi agar lebih nyaman.


Bersama Bapak Sarmin, pemilik homestay ini.


Kita akan menuju laguna yang masih terletak di Pulau Sumatra ini. Lokasi laguna berada di balik bukit di depan kita, untuk mencapai lokasi laguna, kita akan menyeberang menggunakan kapal, kemudian akan berjalan (tracking) naik-turun bukit dan menyisir batu pantai. Tampak di sebelah kanan pulau kecil ... Pulau Kelapa atau Pulau Kiluan. Kali ini kita akan menyeberang ke bagian daratan Pulau Sumatra di depan untuk berenang di Laguna Gayau.










Sampailah kita di seberang. Daratan ini juga bisa dicapai dengan naik motor atau naik kendaraan mobil kecil, memutar berbentuk huruf U. Terlihat di foto ini kapal yang kita gunakan untuk menyeberang tadi. Satu kapal bisa memuat 7 sampai 10 orang jika hanya untuk menyeberang saja, tergantung besar kecilnya kapal. Nampak di kejauhan di seberang, homestay tempat kita berangkat tadi.



Jalan masuk menuju bukit tempat laguna berada.





Jalan menuju arah laguna sebagian besar sudah di semen. Lumayan buat orang seusia saya yang tidak pernah olah raga lari, jalan kaki, ataupun olah raga sejenis lainnya. Napas yang memang dari dulu sudah pas-pasan, ditambah lagi dengan otot kaki kiri yang kurang fit sejak dari sebelum berangkat trip yang sebelumnya ke Pulau Pramuka.





Setelah naik-turun tebing, kita menyusuri batu-batu besar di pinggiran pantai untuk menuju lokasi laguna. Lumayan jauh juga...hahaha.





Pemandangan indah menuju arah laguna... Pantai berbatu-batu besar, laut cukup berombak di sisi ini, itulah sebabnya kapal tidak mendarat di sini ini, sehingga kita harus berjalan kaki ke lokasi ini.












Sampailah kita di lokasi Laguna Gayau ini. Batuan alami ini membentuk kolam renang tepat di sebelah laut, air bisa keluar masuk lewat celah batu yang rendah dan sempit, sehingga kita seolah berada di kolam renang air asin tepat di pinggir laut.





Laguna tidak cukup dalam dan tidak cukup lebar, untuk berenang menggunakan fin. Di dasar laguna terlihat banyak ikan kecil berenang, ikan hias, sesekali terlihat ikan dengan sisik mengkilat, seperti ikan bandeng. Tidak ada anemon di dasar laguna yang cuma 2 meter dalamnya ini, jadi jangan berharap ada ikan badut di sini.





Lumayan lah untuk sekedar berenang-renang ringan, menyelam ringan, dan mengambang. Mengumpulkan cangkang siput laut di dasar laguna juga bisa menjadi kesibukan kecil. Namun untuk kembali ke tempat ini dengan menyeberang dan tracking, rasanya cukup kali ini saja. Lain kali saya akan lebih memilih untuk aktivitas lainnya saja seperti snorkeling ataupun freediving di lokasi lain di sekitarnya.







Setelah berenang di Laguna Gayau, kita kembali lagi menyeberang ke homestay untuk makan siang. Kemudian menaiki kapal yang sama untuk pergi ke Pulau Kiluan, tepat di mulut Teluk Kiluan, Pulau Kiluan ini oleh penduduk sekitar juga disebut Pulau Kelapa, karena banyak pohon kelapa di pulau ini. 








Dari Pulau Kiluan ini, kita menaiki kapal lagi untuk mencari spot snorkeling yang menurut guide lokal bagus, namun karena cuaca mendung, gelap, dan turun hujan, dan mulai berombak, akhirnya kapal kembali lagi ke Pulau Kiluan ini, demi keamanan semua peserta snorkeling.





Di satu spot di Pulau Kiluan ini terlihat karang yang kecoklatan dan mati, menurut informasi, karang tersebut mati karena bekas penangkapan ikan menggunakan potasium. Untunglah mulai tumbuh karang baru yang berwarna putih. Ada karang beracun di sekitar lokasi ini.





Karang dan ikan. Ada teman yang sempat melihat ikan tuna.








Dalam cuaca mendung dan agak gelap, beruntung menemukan si jago menyamar di dasar pantai yang berpasir putih ini.

Si jago menyamar ini mencoba merubah warna dari putih pasir, lalu keabu-abuan, dan merasa samarannya kurang berhasil, akhirnya berubah ke coklat tua dan menyerah kabur menjauhi saya.


Si jago menyamar... sang ninja bawah laut.




Pagi hari, tanggal 13 Maret, dari homestay kita menuju ke laut lepas untuk mencari lumba-lumba. Nampak di belakang saya Pulau Kiluan atau Pulau Kelapa. Di belakang Pulau Kiluan tersebut kita akan menjumpai laut lepas.





Pulau Kiluan, atau disebut juga Pulau Kelapa.





Laut lepas dan berombak. Demi keamanan, loncat dari perahu dan berenang dilarang oleh kapten kapal. Di lautan lepas ini, terlihat perahu menjadi sangat kecil. Perahu yang ada di Teluk Kiluan ini bentuknya khusus untuk memecah ombak. Untuk ke laut lepas dan berombak, jenis kapal seperti di Pelabuhan Ketapang tidak cocok untuk di laut lepas ini. Saat mencari lumba-lumba, satu kapal hanya boleh dinaiki oleh 3 penumpang dan satu kapten kapal.





Setelah sekian lama di laut lepas, dan berputar-putar, tepat 5 meter di depan kapal kita, akhirnya kita melihat empat ekor lumba-lumba. Itupun hanya nampak punggung dan siripnya saja, tidak ada yang meloncat dan terlihat seluruh tubuhnya. Lumayanlah untuk pengobat lelah setelah lama di laut lepas.












Perjalanan pulang kembali ke homestay.



Bermain sampan di depan homestay ... (foto: Gusti Rahmat)



Saat dalam perjalanan pulang menggunakan kapal feri Bakaheuni - Merak, kita bertemu dengan ketua BPI Chapter Serang Teh Anugrah yang baru saja pulang dari Krakatau.



Trip kali ini masih menyisakan rasa penasaran untuk menyelam bebas di spot di Kiluan, atau mendapati lumba-lumba yang lebih banyak dan lebih dekat lagi.

Sampai berjumpa di trip lain...

Salam

Gunadi TK

No comments:

Post a Comment