Gear Camping - Hammock

Saat kita melakukan trip kadang-kala hanya sehari ( ODT - one day trip), pada kesempatan lain kita lebih dari satu hari dan perlu bermalam. Bisa saja kita bermalam di hotel, resort, ataupun home stay, dimana segala sesuatunya untuk berteduh sudah disiapkan. Namun ada pula tempat-tempat di mana tidak terdapat fasilitas tersebut, misalnya di pos-pos pendakian, ataupun di pulau terpencil. Oleh karenanya kita memerlukan tempat untuk tidur dan berteduh seperti tenda, hammock, dan sejenisnya.

Di antara beberapa peralatan tersebut, hammock dan fly sheet merupakan favorit saya karena kepraktisannya. Beberapa trip saya yang menggunakan hammock (klik untuk link ke artikelnya):


Dalam kondisi cuaca cerah, barangkali hammock saja tanpa penutup sudah paling praktis, namun saat cuaca mendung atau musim hujan, tentunya kita tidak mau terbangun dan repot saat sedang nyenyak-nyenyaknya tidur. Untuk itu hammock perlu dilindungi oleh fly sheet di atasnya. Fly sheet juga bisa dipasang untuk melindungi badan kita dari terpaan angin, klik di sini untuk usulan cara pemasangannya Bagaimana memasang hammock dan flysheet untuk menahan angin ? ).

Hammock tanpa fly sheet.






Kali ini saya ingin membahas mengenai hammocknya saja. Saya belum lama ini mempunyai mainan baru lagi yaitu sebuah hammock dari Conoe Hammock. Produsen lokal saja dengan harga terjangkau. Produk Canoe Hammock dapat teman-teman kunjungi secara online di link di bawah ini:


Tentunya banyak merek lain yang teman-teman bisa dapatkan baik secara online maupun di toko offline, dengan harga yang sangat berragam dari yang di bawah seratus ribu rupiah sampai yang mendekati sejutaan, dari yang tidak bermerk - merek lokal - sampai merek luar negeri.

Barang baru sudah tiba, tidak sabar ingin membukanya, namun saya tunda sampai pekerjaan selesai dahulu, sepulang kerja, barulah bakal saya bongkar. Sabar... sabar... sabar....

Seperangkat alat ayunan... haha... Mengintip isi kotak.







Setelah dibuka dan dibongkar habis.

Isi dalam kotak berupa satu buah hammock, dua buah carabiner, dua buah tree hugger, dan dua buah tali nautical hitam.

Hammock

Hammock berbahan 100% Parachute Nylon, berukuran 320 x 200 cm, dengan berat 495 gram. Hammock didesain untuk mampu menahan beban sampai 250 kg. Beberapa produsen lain memberikan ukuran 250 x 150 untuk ukuran dua orang dengan kapasitas maksimum 200 kg. Jadi hammock ini sudah lebih dari yang umumnya tersedia. Ukuran yang lebih besar memberikan kenyamanan pada saat kita tidur. Bahan parasut nilon juga tidak berat untuk dibawa kemana-mana. Dengan material yang cukup lebar, hanya memerlukan ruang sekitar 15x20 cm saja.





Tiga jahitan dan kantong yang menempel.

Hammock diberi kombinasi warna lain agar manis dilihat. Untuk sambungannya digunakan 3 buah jahitan agar kuat. Selain itu di salah satu sisi hammock, sudah dijahitkan kantong yang digunakan sebagai kantong pembungkus hammock saat kita menyimpannya. Jadi kita tidak perlu khawatir kalau membeli kantong lagi atau tidak perlu khawatir kantong akan hilang. Selain itu saat kita tidur di hammock, kantong ini dapat kita pergunakan untuk menyimpan barang penting agar mudah dijangkau, bisa saja handphone, senter, dan sebagainya.


Tree Hugger dan Nautical Rope.


Dua buah tree hugger disertakan yang masing-masing berdimensi 2.5 cm x 100 cm dari bahan polipropilene berkualitas tinggi. Teman-teman pecinta outdoor sering menyebutnya webbing tubular. Di kedua ujungnya dijahit beberapa jahitan sejajar secara vertikal agar kuat. Sesuai namanya, tree hugger ini berfungsi untuk melingkari batang pohon yang akan kita pakai agar kulit pohon tidak rusak oleh tali. Di beberapa negara di luar negeri, standard untuk tree hugger ini bahkan sudah dinaikkan menjadi dimensi 5 cm.

Nautical rope berwarna hitam dengan diameter 2.4 mm sepanjang masing-masing 5 meter digunakan untuk menyambung tree hugger dengan hammock.


Salah satu contoh penggunaan tree hugger dan nautical rope.





Tree hugger digunakan untuk mengikat batang pohon yang akan kita pakai sebagai penopang, lalu disambung dengan nautical rope. Di antara hammock dan nautical rope, kita pergunakan carabiner yang sudah disediakan. Kita memilih dua batang pohon yang tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh, sehingga kita tidak perlu mempergunakan nautical rope seluruhnya. Pada ujung nautical rope, untuk mudahnya, kita bisa ikat mati setiap misalnya 15 sentimeter. Lalu kita tinggal memasukkan carabiner ke simpul yang dirasa sesuai dengan kebutuhan kita. Demikian juga dengan nautical rope di pohon satunya lagi. Cara ini mudah, hanya saja ikatan tersebut menjadi permanen di nautical rope kita, karena ikatan mati akan susah dibuka lagi.

Nautical rope dibuat simpul mati setiap 15 sentimeter.

Cara lain adalah dengan menggunakan simpul Marlin Spike. Barangkali teman-teman dapat mencari di internet cara membuat simpul ini, atau suatu ketika saya akan menjelaskan di artikel lain. Keunggulan simpul ini adalah kita dapat menariknya cukup kencang saat kita memasang hammock, dan saat selesai menggunakan hammock, kita dengan mudah melepas carabiner dari nautical rope. Dan nautical rope menjadi seperti semula tanpa meninggalkan simpul apapun.


Menggunakan simpul Marlin Spike.

Penggunaan nautical rope dan carabiner juga mempunyai fungsi sebagai tali air, yaitu air hujan yang mengalir dari batang pohon ataupun nautical rope yang tidak tertutup oleh fly sheet, akan mengalir sampai ke carabiner, dan sampai di situ air akan turun mengikuti sisa nautical rope yang vertikal menjulur ke bawah.





Setting hammock saat belum dibebani oleh berat badan pemakai. Teman-teman dapat mengaturnya agar saat dipakai tidak menyentuh tanah namun tidak terlalu tinggi.


Posisi hammock setelah dibebani .

Dunia outdoor penuh dengan para petualang yang kreatif, banyak hal yang berkembang seperti penggunaan Dutch Clip, penggunaan webbing langsung tanpa nautical rope, mengganti carabiner di atas dengan stick metal dan tetap Marlin Spike knot, whoopie sling, dan lain sebagainya.

Jadi...
Salam gantung...
Salam ayun

Gunadi T.K.

No comments:

Post a Comment